Selasa, 17 Februari 2015

Umar ra tidak pernah mengubur hidup-hidup anak perempuannya

Loh...? Saya juga baru tahu. Setelah selama ini. Mendengar dari para daí yang mengisahkan tentang Umar bin Khattab. Sebelum masuk Islam, beliau berperangai buruk, kasar, egois dan kejam. Bahkan tega mengubur hidup-hidup putri beliau yang masih kecil, karena "katanya" adalah sebuah aib jika memiliki anak perempuan.
Dan ternyata cerita itu dipertanyakan. Dalam catatan ini akan saya cuplik tuturan Dr. Shalih Al-Ushaimi, anggota Lembaga Kajian bid. Aqidah Univ. Imam Muhammad bin Su'ud, Arab Saudi.

... Apakah Sayyidina Umar bin Khathab mengubur hidup-hidup putrinya? jawabannya: Tidak !!!


Sesungguhnya telah tersebar luas melalui banyak penceramah dan pemberi nasehat, bahwa Umar bin Khathab radiallahu anhu telah melakukan penguburan hidup-hidup anak perempuannya di masa jahiliyyah. Dan telah lama kita dengar kisah ini di mimbar-mimbar, ceramah dan nasehat.
Singkat cerita yang tersebar di tengah masarakat, bahwasanya sayyidina Umar radiallahu anhu duduk di tengah sahabatnya, tiba-tiba beliau tertawa sebentar kemudian menangis, maka bertanyalah yang hadir, apa gerangan? Beliau menjawab, kami dahulu di masa jahiliyah membuat patung dari roti, menyembahnya dan memakannya. Inilah sebab aku tertawa. Adapun aku menangis karena teringat akan anak perempuanku, aku bermaksud menguburnya hidup-hidup, maka kubawa dia dan kugali lubang, maka dia bersihkan tanah dr jenggotku, dan aku menguburnya hidup-hidup.
Yang mengherankan adalah kau dapati orang awam yg tidak memahami Islam dan hafal syariatnya kecuali kisah penguburan hidup-hidup Umar terhadap anak wanitanya. 
Dan kenyataan menakutkan yang menjadi tanggung jawab para penceramah ini bahwa sesungguhnya kisah ini adalah batil, mengada ada, rekaan terhadap Amirul mukminin Umar bin Khattab radiallahu anhu.
Sesungguhnya kisah ini tidak terdapat dalam kitab-kitab sunnah, hadits, ataupun kitab-kitab riwayat dan sejarah. Dan tidak diketahui sumber-sumbernya kecuali dari kebohongan syiah Rafidhah yang dengki tanpa dalil dan hujjah.
Dan prinsipnya, kisah semacam ini tidak boleh dikukuhkan kecuali dengan sanad yg kuat. sementara kita tidak mendapatkan sanad kuat yang menceritakan bahwa Umar radiallahu anhu melakukan hal itu.

Lalu diantara yang menguatkan kepalsuan dan kebohongannya:

1. Sudah diketahui bersama sesungguhnya wanita pertama yg dinikahi Umar radiallahu anhu adalah Zainab binti Mazhun saudara Utsman, maka lahirlah Hafshah, Abdullah, dan Abdurahman yang besar. Sebagaimana disebutkan dalam kitab Albidayah wanihayah karyaIbnu katsiir: Alwaqidi, ibnu Kalbi serta yg lainnya berkata, Umar telah menikah di masa jahiliyyah dengan Zainab binti Mazhun saudara dari Utsman bin Mazhun, maka lahirlah Abdullah, Abdurahman alakbar, dan Hafshah radiallahu anhum.
Adapun kelahiran Hafshah 5 tahun sebelum kenabian seperti disebutkan dalam Almustadrak dan yang lainnya dari Umar radiallahu anhu beliau berkata: Hafshah lahir sementara Quraisy sedang membangun Kabah 5 tahun sebelum bitsah Nabi shallallahu alaihi wasallam, karenanya ia adalah anak perempuan pertama Umar'.
Pertanyaannya, kenapa Umar tidak mengubur hidup-hidup putrinya Hafshah radiallahu anha, padahal ia adalah putrinya paling besar, dimana Umar berkuniah dengannya, Abu Hafsh? 
kenapa dia malah mengubur hidup-hidup anak yg lebih kecil darinya? 
kenapa terputus berita siapa yang dikubur hidup-hidup, hingga tidak satupun keluarganya menyebutkannya, dan kita tidak menemukan penyebutan kisah ini pada anak-anaknya? 

Mereka telah menyebutkan semua nama-nama itu, nama-nama yang dinikahi Umar di masa jahiliyyah dan Islam. Dan kami tidak menemukan sepanjang telaah kami pada sumber-sumber referensi sesuatu yang menguatkan kisah ini. (lihat biography Ummul mukminin Hafshah radiallahu anha dalam kitab Alishabah karya Alhafizh Ibnu Hajar )

2. Tidak dikenal dalam tradisi bani Adi yg merupakan kabilah Alfaruq kebiasaan mengubur hidup-hidup anak perempuan. Dalilnya sesungguhnya saudari Umar Fatimah tetap hidup hingga menikah dengan Said bin Zaid anak paman Umar bin Khattab.

3. Setelah penelitian dalam kitab-kitab hadits dan takhrij, saya tidak menemukan riwayat kisah ini kecuali dalam kitab-kitab syiah Rafidhah. Ketiadaan riwayat kisah ini dalam kitab-kitab sunnah dan hadits serta kitab-kitab riwayat dan sejarah adalah dalil yang jelas atas batilnya kisah ini .

Terakhir, sesungguhnya masalah tikaman terhadap sahabat Nabi melalui jalan cerita yang kelihatannya "selamat", amat sangat banyak. Karenanya seseorang diharuskan meyakinkan dan mengetahui dari mana ia mengambil ilmu. 
Dan ini adalah kisah yg direka-reka oleh syiah Rafidhah, orang yang tertuduh mengarangnya adalah seorang syiah Rafidhah keji Nikmatullah Aljazairi penulis buku Alanwaru Annu'maniyah. sebagai kedoknya dia menggunakan istilah "ruwiya anhu".
Mari bersama menyebarkan dan mengungkap kebohongan ini, dan kedustaan pada Amirul mukminin...

Demikian catatan beliau. Semoga kita semakin mencintai Umar bin Khattab dan seluruh sahabat pada umumnya. Dan berdoa semoga Allah taála mengumpulkan kita bersama mereka di surga. amin.

Teman Anda Juga Membaca: