Senin, 19 Oktober 2009

It’s too late

Image Hosting

Satu kesempatan, di Lobi bandara aku duduk menunggu jam keberangkatan yang delay hingga satu jam. Mungkin ku tak terlatih untuk bersabar, sehingga yang ada di benakku hanya rasa kesal dan sesekali mulutku mengucap pelan kalimat-kalimat keluh dan kesah. Sudah satu jam setengah yang lalu sebenarnya aku chek in, tapi aku memilih untuk tidak menunggu di boarding room. aku hanya berjalan kesana-kemari lalu duduk kembali. Selanjutnya aku pergi ke shoping center membeli sebungkus biskuit. Setelah membayarnya dengan harga sedikit lebih mahal dari harga di market, aku menerima telpon dari seorang relasi kerjaku sambil berjalan menuju boarding room kemudian duduk di sebelah seorang lelaki tengah baya yang tersenyum menyambutku.
Masih sembari menelpon, aku mengambil sepotong biskuit yang ada di kursi kosong diantaraku dan orang tua itu. Namun yang mengejutkan diriku, lelaki itu turut mengambil sekeping biskuit sambil tersenyum lalu memakannya, tanpa rasa malu. “Dasar orang tak tahu diri” fikirku dalam hati. Setelah kututup telpon, kembali ku mengambil biskuit, dan... orang tua itu juga mengikutinya. Begitu setiap aku mengambil sekeping, orang tua itu mengambil juga satu keping. Hingga pada akhirnya hanya sekeping tersisa dalam bungkus biskuit itu. aku berfikir dalam hati, “baru kali ini ketemu orang yang benar-benar tak punya rasa malu”. aku pun menunggu apa yang akan orang tua itu lakukan dengan sisa biskuit di antara kami. Dan benar, orang itu mengambil keping terakhir biskuit. Dan sekali lagi tanpa rasa malu ia memotong biskuit menjadi dua bagian lalu menawarkan sebagiannya kepadaku. Dengan senyum sinis aku menolaknya, membiarkannya menghabiskan biskuit curiannya.
Akhirnya panggilan penumpang karena pesawat telah siap melegakan perasaan dan fikiranku. Dengan segera aku berjalan ke pintu mejuju pesawat. Setiba di dalam pesawat aku mencari nomor kursi 12E sesuai yang tertulis di lembaran yang kupegang.
Setelah duduk aku mencari majalah yang sengaja kubawa untuk bacaan selama terbang. Tapi tanganku menyentuh sesuatu yang mengejutkanku, plastik, biskuit. Ini kan biskuit yang kubeli di shoping center. Berarti biskuit yang kumakan berdua dengan orang tua tadi.................. astaghfirullah. Ingin ku kembali dan meminta maaf padanya. But....it’s too late. Ya Allah, aku telah menghinakan hambamu yang tulus memberikan senyuman padaku. Ampuni aku Ya Allah. Aku telah merasa benar dalam kesalahanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda

Teman Anda Juga Membaca: