Cerita ini saya dapati dari dosen saya yang berasal dari Syiria, beliau bercerita:
Dikisahkan seorang hamba yang sholeh sangat rajin beribadah. Ia selalu berusaha menepati waktu sholatnya dengan berjama'ah di masjid, terlebih sholat isya dan shubuh - karena dua waktu sholat inilah yang amat berat dikerjakan oleh orang-orang munafik - hingga memaksa para syaithan harus bekerja ekstra keras jika ingin melunturkan ketaatannya pada Sang Pencipta.
Pagi itu, seperti biasa ia telah siap pergi ke masjid agar dapat berjama'ah shubuh bersama kaum muslimin. Namun tiba-tiba hujan turun dan mendung menjadikan gelap pandangan pagi itu. Tapi itu semua tidaklah menciutkan tekad seorang hamba yang hatinya telah terbakar cinta kepada Allah dan RasulNya, ia pun keluar menuju masjid.
Di tengah perjalanan, tanpa ia duga badannya terjembab ke tanah berlumpur setelah kakinya tersandung. Lalu apa yang ia lakukan?
Begitu sabar dan semangatnya ia kembali untuk mengganti pakaian dan segera kembali menuju masjid. Namun untuk yang ke dua kalinya ia terjatuh di tempat yang sama. Kali ini semangatnya kian kuat untuk tak tertinggal 27 derajat keutamaan sholat berjama'ah. Ia kembali untuk mengganti pakaian dan segera menuju masjid.
Dan kali ini ketika ia melintas di tempat ia terjatuh semula, tampaklah sesosok lelaki yang sudah tua dengan pelita di tangannya seraya berkata,"Mari ikuti saya, jangan sampai engkau terjatuh lagi."
Berjalanlah orang sholeh di belakang sang kakek sampai masjid. Mamun sayang, sholat telah usai didirikan.
Ia berkata kepada sang kakek,"Kalau begitu mari kita berdua sholat berjama'ah."
"Tidak!" jawab kakek. "Silakan sholat sendiri."
"Bukankah anda pergi bersama saya sehingga anda juga belum sholat shubuh?" ia bertanya agak heran.
"Aku tidak akan pernah sholat, selamanya." kakek menjawabnya.
Ia pun semakin tidak mengerti, mengapa kakek itu enggan sholat? Siapa dia?
Lantas kakek menjelaskan," Aku adalah syaitan."
Terperanjatlah ia dan bertanya,"Lalu mengapa engkau menolongku?"
Syaitan berkata,"Sudah sejak lama aku ingin menggodamu tapi selalu tidak berhasil. Pagi ini aku tidak menyia-nyiakan kesempatan. Sebenarnya ketika engkau jatuh pertama kali, adalah aku memegang kakimu dengan tanah lumpur. Aku berharap engkau akan pulang dan meninggalkan sholat berjama'ah. Tapi ketika engkau kembali mengganti pakaianmu dan memutuskan untuk tetap pergi menghadiri jama'ah, ternyata Allah mengampuni dosamu dan dosa-dosa keluargamu. Dan ketika engkau kembali yang ke dua kali, Allah mengampuni dosa-dosa keluarga besarmu (saudara-saudaramu). Maka aku takut jika engkau kembali untuk ke tiga kali Allah akan mengampuni dosa-dosa penduduk kampung ini."
Subhanallah, sungguh Maha Luas ampunan Allah. Maha Kasih, lagi Maha Sempurna karuniaNya.
Selasa, 25 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Teman Anda Juga Membaca:
-
Senang rasanya dapat menulis kembali di sini setelah lama meliburkan diri - nggak liburan juga sih sebenernya -. ya yang jelas ada kesib...
-
Oleh: Aa' Gym Suatu saat, adzan Maghrib tiba. Kami bersegera shalat di sebuah mesjid yang dikenal dengan tempat mangkalnya aktivis Isla...
-
Sebelumnya pada bag. 1 kita ketahui tentang bentuk angka arab yang menggunakan metode jumlah sudut sebagai asal mula bentuknya sehingga menj...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda