Minggu, 13 Januari 2013

Cara Main Hack The Game

Senang rasanya dapat menulis kembali di sini setelah lama meliburkan diri - nggak liburan juga sih sebenernya -. ya yang jelas ada kesibukan yang membuat saya harus berhenti posting, ditambah lagi biaya yang mahal untuk access internet di tempat tinggal saya saat ini.
baiklah....hmm...setelah menuntaskan ujian semester (saya kuliah juga loh, jangan kira...) waktu nongkrongin laptop, nemu game yang namanya "Hack The Game", pas saya cek di situs pembuatnya ternyata masih di versi 1.21


Sederhana banget, game ini sekedar menguji kecepatan kita dalam mengaccess komputer dengan perintah berbasis text command promt. bagi anda yang ingin mencoba menjadi Hacker tapi yang tidak merusak, boleh coba game ini. dengan menu pilihan bahasa Indonesia, gampang banget mainnya, tinggal ikuti perintah atau tugas yang diberikan kepada kita.

Jumat, 11 Januari 2013

Istri-istri Nabi Muhammad saw. (Bag. 1)


Bismillahirrohmanirrohim. Segala pujian hanya pantas kita haturkan kepada Sang Pencipta alam semesta dan seluruh isinya ini. Allah Rabb Yang Maha Kasih dan Maha Sayang. Sholawat tercurah pada baginda Rasul Muhammad saw, keluarga, sahabat dan para pecinta sunnahnya hingga hari penentuan.

“Tak kenal maka kenalanlah”, seperti itu ungkapan yang pernah saya dengar dari beberapa teman-teman. Benar seperti itu memang, jika tak kenal, bagaimana kita dapat menyayangi. Jika tak menyayangi, bagaimana pula kita dapat memperoleh kebaikan-kebaikan.

Rasulullah saw pun sudah sangat mencontohkan bagaimana beliau memperkenalkan kaum muhajirin dan anshor pada mula-mula pembangunan peradaban Islam di kota suci Madinah.

Baik, langsung pada pembahasan inti postingan saya kali ini, yaitu mengenal keluarga Nabi Muhammad saw. Yang kali ini kita cukupkan para isteri-isteri mulia beliau ummahatul mukminin. Saya yakin sekali sampai titik ini banyak pembaca yang akan terdiam saat dipersilakan untuk menyebutkan siapa saja wanita yang pernah menikah dengan manusia terbaik Muhammad saw, yang menjadi ibunda kita umat Muslim. Bagaimana seseorang tidak mengenal ibunya? Sejauh apa kesalahan yang ia perbuat? 

Dan berikut ini adalah isteri-isteri Rasulullah saw:


Khadijah binti Khuwailid
Sawdah binti Zam'ah
Aisyah binti Abu Bakar
Hafshah binti Umar bin al-Khattab
Hindun binti Abi Umayyah (Ummu Salamah)
Ramlah binti Abu Sufyan (Ummu Habibah)
Juwayriyah (Barrah) binti Harits
Shafiyah binti Huyay
Zaynab binti Jahsy
Zaynab binti Khuzaymah
Maymunah binti al-Harits
Maria al-Qibtiyyah

1. Khadijah binti Khuwailid

Ia merupakan istri Nabi Muhammad yang pertama. Sebelum menikah dengan Nabi, ia pernah menjadi istri dari Atiq bin Abid dan Abu Halah bin Malik dan telah melahirkan empat orang anak, dua dengan suaminya yang bernama Atiq, yaitu Abdullah dan Jariyah, dan dua dengan suaminya Abu Halah yaitu Hindun dan Zainab.

Berbagai riwayat memaparkan bahwa saat Nabi Muhammad s.a.w. menikah dengan Khadijah, umur Khadijah berusia 40 tahun sedangkan Nabi hanya berumur 25 tahun. Tetapi menurut Ibnu Katsir, seorang tokoh dalam bidang tafsir, hadis dan sejarah, mereka menikah dalam usia yang sebaya. Nabi Muhammad s.a.w. bersama dengannya sebagai suami istri selama 25 tahun yaitu 15 tahun sebelum menerima wahyu pertama dan 10 tahun setelahnya hingga wafatnya Khadijah, kira-kira 3 tahun sebelum hijrah ke Madinah. Khadijah wafat saat ia berusia 50 tahun.

Ia merupakan istri nabi Muhammad s.a.w. yang tidak pernah dimadu, karena semua istrinya yang dimadu dinikahi setelah wafatnya Khadijah. Di samping itu, semua anak Nabi kecuali Ibrahim adalah anak kandung Khadijah.

Maskawin dari nabi Muhammad s.a.w. sebanyak 20 bakrah dan upacara perkawinan diadakan oleh ayahnya Khuwailid. Riwayat lain menyatakan, upacara itu dilakukan oleh saudaranya Amr bin Khuwailid.

Pernikahannya dengan Khadijah menghasilkan keturunan hanya enam orang, yaitu: Al Qasim, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fatimah dan Abdullah. Al Qosim mendapat julukan Abul Qosim, sedangkan Abdullah mempunyai julukan at Thoyib at Thohir yang berarti "Yang Bagus dan Suci".

2. Sawdah binti Zam'ah

Nabi menikah dengan Sawdah setelah wafatnya Khadijah dalam bulan itu juga. Sawdah adalah seorang janda tua. Suami pertamanya ialah al-Sakran bin Amr. Sawdah dan suaminya al-Sakran adalah di antara mereka yang pernah berhijrah ke Habasyah. Saat suaminya meninggal dunia setelah pulang dari Habsyah, maka Rasulullah mengambilnya menjadi istri untuk memberi perlindungan kepadanya dan memberi penghargaan yang tinggi kepada suaminya.

Acara pernikahan dilakukan oleh Salit bin Amr. Riwayat lain menyatakan upacara dilakukan oleh Abu Hatib bin Amr. Maskawinnya ialah 400 dirham.

3. Aisyah binti Abu Bakar

Aisyah adalah satu-satunya istri Nabi Muhammad yang masih gadis pada saat dinikahi. Aisyah dinikahkan pada tahun 620 M. Akad nikah diadakan di Mekkah sebelum Hijrah, tetapi setelah wafatnya Khadijah dan setelah Muhammad menikah dengan Saudah. Upacara dilakukan oleh ayahnya Abu Bakar ash Shiddiq dengan maskawin 400 dirham.

Hadits mengenai umur Aisyah tatkala dinikahkan adalah problematis. Hisyam bin ‘Urwah adalah satu-satunya yang mengabarkan tentang umur pernikahan Aisyah, yang didengarnya dari ayahnya. Bahkan Abu Hurairah ataupun Malik bin Anas tidak pernah mengabarkannya. Beberapa riwayat yang termaktub dalam buku-buku hadits berasal hanya dari Hisyam sendiri, dan hadits ini dianggap dhaif. Hisyam mengutarakan hadits tersebut tatkala telah bermukim di Irak, dan ia pindah ke negeri itu dalam umur 71 tahun.

Hisyam bin ‘Urwah menyatakan bahwa Aisyah dinikahkan ketika berumur 6 tahun. Muhammad tidak bersama dengannya sebagai suami-istri melainkan setelah berhijrah ke Madinah. Ketika itu, Aisyah berumur 9 tahun sementara nabi Muhammad berumur 53 tahun. Mengenai hal ini Ya’qub bin Syaibah berkata: “Yang dituturkan oleh Hisyam sangat terpecaya, kecuali yang disebutkannya tatkala ia sudah pindah ke Irak.” Ibnu Syaibah menambahkan bahwa Malik bin Anas menolak penuturan Hisyam yang dilaporkan oleh penduduk Irak.[1] Dalam buku tentang sketsa kehidupan para perawi hadits, tersebut bahwa saat Hisyam berusia lanjut ingatannya sangat menurun.[2]

Menurut Tabari, keempat anak Abu Bakar (termasuk Aisyah) dilahirkan oleh istrinya pada zaman Jahiliyah, artinya sebelum 610 M.[3] Apabila Aisyah dinikahkan sebelum 620 M, maka ia dinikahkan pada umur di atas 10 tahun dan hidup sebagai suami-istri dengan Muhammad dalam umur di atas 13 tahun. Menurut Abd alRahman bin Abi Zannad: “Asma’ 10 tahun lebih tua dari Aisyah.”[4] Menurut Ibnu Hajar al-'Asqalani, Asma’ hidup hingga usia 100 tahun dan meninggal tahun 73 atau 74 Hijriyah.[5] Apabila Asma’ meninggal dalam usia 100 tahun dan meninggal dalam tahun 73 atau 74 Hijriyah, maka Asma berumur 27 atau 28 tahun pada waktu Hijrah, sehingga Aisyah berumur (27 atau 28) - 10 = 17 atau 18 tahun pada waktu Hijrah. Itu berarti Aisyah mulai hidup berumah tangga dengan Muhammad pada waktu berumur 19 atau 20 tahun.

Sedangkan menurut Sahih Al-Bukhari, Aisyah sendiri mengatakan bahwa dirinya dinikahi oleh Muhammad ketika berumur 6 (enam) tahun.[6] Pandangan ini juga berlaku di kalangan umat islam tertentu.


4. Hafshah binti Umar bin al-Khattab

Hafsah adalah seorang janda. Suami pertamanya Khunais bin Hudhafah al-Sahmiy yang meninggal dunia saat Perang Badar. Ayahnya, Umar bin Khattab meminta Abu Bakar untuk menikahi Hafsah, tetapi Abu Bakar tidak menyatakan persetujuan apapun dan Umar mengadu kepada nabi Muhammad. Kemudian Rasulullah mengambil Hafsah sebagai istri. Hafsah Binti Umar wafat pada tahun 45 H.

Hafshah binti Umar bin Khaththab adalah putri seorang laki-laki yang terbaik dan mengetahui hak-hak Allah dan kaum muslimin. Umar bin Khaththab adalah seorang penguasa yang adil dan memiliki hati yang sangat khusyuk. Pernikahan Rasulullah dengan Hafshah merupakan bukti cinta kasihnya kepada mukminah yang telah menjanda setelah ditinggalkan suaminya, Khunais bin Hudzafah as-Sahami, yang berjihad di jalan Allah, pernah berhijrah ke Habasyah, kemudian ke Madinah, dan gugur dalam Perang Badar. Setelah suami anaknya meninggal, dengan perasaan sedih, Urnar menghadap Rasulullah untuk mengabarkan nasib anaknya yang menjanda. Ketika itu Hafshah berusia delapan belas tahun. Mendengar penuturan Umar, Rasulullah memberinya kabar gembira dengan mengatakan bahwa ia bersedia menikahi Hafshah.

Jika kita menyebut nama Hafshah, ingatan kita akan tertuju pada jasa-jasanya yang besar terhadap kaum muslimin saat itu. Dialah istri Nabi yang pertama kali menyimpan Al-Qur’an dalam bentuk tulisan pada kulit, tulang, dan pelepah kurma, hingga kemudian menjadi sebuah kitab yang sangat agung. (...bersambung)


Catatan kaki:

1. ^ Ibn Hajar alAsqalani, Tahzib alTahzib, Dar Ihya alTurath alIslami, jilid II, hal.50.
2. ^ AlMaktabah alAthriyyah, jilid 4, hal.301.
3. ^ alTabari, Tarikh alMamluk, jilid 4, hal.50.
4. ^ alZahabi, Muassasah alRisalah, jilid 2, hal.289.
5. ^ Al-Asqalani, Taqrib al Tahzib, hal.654.
6. ^ Sahih Bukhari. Vol 7, Book 62. Wedlock, Marriage (Nikaah). Hadith 065

Kamis, 10 Januari 2013

Istri-istri Nabi Muhammad saw. (Bag. 2)

sambungan dari sebelumnya...

5. Hindun binti Abi Umayyah (Ummu Salamah) 

Ummu Salamah seorang janda tua mempunyai 4 anak dengan suami pertama yang bernama Abdullah bin Abd al-Asad. Suaminya syahid dalam Perang Uhud dan saudara sepupunya turut syahid pula dalam perang itu lalu nabi Muhammad melamarnya. Mulanya lamaran ditolak karena menyadari usia tuanya. Alasan umur turut digunakannya ketika menolak lamaran Abu Bakar dan Umar al Khattab. 
Lamaran kali kedua Nabi Muhammad diterimanya dengan maskawin sebuah tilam, mangkuk dan sebuah pengisar tepung. 


6. Ramlah binti Abu Sufyan (Ummu Habibah) 

Ummu Habibah juga seorang janda. Suami pertamanya Ubaidillah bin Jahsyin al-Asadiy. Ummu Habibah dan suaminya Ubaidullah pernah berhijrah ke Habasyah. Ubaidullah meninggal dunia ketika di rantau dan Ummu Habibah yang berada di Habasyah kehilangan tempat bergantung. 
Melalui al Najashi, Nabi Muhammad melamar Ummu Habibah dan upacara pernikahan dilakukan oleh Khalid bin Said al-As dengan maskawin 400 dirham, dibayar oleh al Najashi bagi pihak nabi. 


7. Juwayriyah (Barrah) binti Harits 

Ayah Juwairiyah ialah ketua kelompok Bani Mustaliq yang telah mengumpulkan bala tentaranya untuk memerangi Nabi Muhammad dalam Perang al-Muraisi'. 
Setelah Bani al-Mustaliq tewas dan Barrah ditawan oleh Tsabit bin Qais bin al-Syammas al-Ansariy. Tsabit hendak dimukatabah dengan 9 tahil emas, dan Barrah pun mengadu kepada nabi. Rasulullah bersedia membayar mukatabah tersebut, kemudian menikahinya. 


8. Shafiyah binti Huyay 

Shafiyah binti Huyay, ketua suku Bani Nadhir, yaitu salah satu Bani Israel yang berdiam di sekitar Madinah. Dalam Perang Khaibar, Shafiyah dan suaminya Kinanah bin al-Rabi telah tertawan. Dalam satu perundingan setelah dibebaskan, Safiyah memilih untuk menjadi istri nabi Muhamad. Sofiah binti Huyai bin Akhtab wafat pada tahun 50 H. 
Shafiyah memiliki kulit yang sangat putih dan memiliki paras cantik, menurut Ummu Sinan Al-Aslamiyah, sehingga membuat cemburu istri-istri Nabi Muhammad yang lain. Bahkan ada istri Nabi Muhammad dengan nada mengejek, mereka mengatakan bahwa mereka adalah wanita-wanita Quraisy, wanita-wanita Arab, sedangkan dirinya adalah wanita asing (Yahudi). Bahkan suatu ketika Hafshah sampai mengeluarkan lisan kata-kata, ”Anak seorang Yahudi” hingga menyebabkan Shafiyah menangis. Nabi Muhammad kemudian bersabda, “Sesungguhnya engkau adalah putri seorang nabi dan pamanmu adalah seorang nabi, suamimu pun juga seorang nabi lantas dengan alasan apa dia mengejekmu?” Kemudian Muhammad bersabda kepada Hafshah, “Bertakwalah kepada Allah wahai Hafshah!” Selanjutnya manakala dia mendengar ejekan dari istri-istri nabi yang lain maka diapun berkata, “Bagaimana bisa kalian lebih baik dariku, padahal suamiku adalah Muhammad, ayahku (leluhur) adalah Harun dan pamanku adalah Musa?”[7] Shafiyah wafat tatkala berumur sekitar 50 tahun, ketika masa pemerintahan Mu'awiyah. 


9. Zaynab binti Jahsy 

Zaynab merupakan istri Zaid bin Haritsah, yang pernah menjadi budak dan kemudian menjadi anak angkat nabi Muhammad s.a.w. setelah dia dimerdekakan. 
Hubungan suami istri antara Zaynab dan Zaid tidak bahagia karena Zainab dari keturunan mulia, tidak mudah patuh dan tidak setaraf dengan Zaid. Zaid telah menceraikannya walaupun telah dinasihati oleh nabi Muhammad s.a.w.. 
Upacara pernikahan dilakukan oleh Abbas bin Abdul-Muththalib dengan maskawin 400 dirham, dibayar bagi pihak nabi Muhammad s.a.w. 


10. Zaynab binti Khuzaymah 

Zaynab bnti Khuzaymah bin al-Harits bin Abdullah bin Amr bin Abdu Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’sha’a bin Muawiyah. Dijuluki “Ibu orang-orang miskin” karena kedermawanannya terhadap orang-orang miskin. Sebelumnya menikah dengan Nabi Muhammad, ia adalah istri dari Abdullah bin Jahsy. Ada riwayat yang mengatakan ia istri Abdu Thufail bin al-Harits, tetapi pendapat pertama adalah yang sahih. Ia dinikahi oleh Nabi Muhammad pada tahun ke 3 H dan hidup bersamanya selama hanya dua atau tiga bulan., karena Zainab binti Khuzaimah meninggal dunia sewaktu Rasulullah masih hidup. 


11. Maymunah binti al-Harits 

Maymunah binti al-Harits bin Hazn bin Bujair bin al-Harm bin Ruwaibah bin Abdullah bin Hilal bin Amir bin Sha’sha’a bin Muawiyah, bibi dari Khalid bin Walid dan Abdullah bin Abbas. Rasulullah saw menikahinya di tempat yang bernama Sarif suatu tempat mata air yang berada sembilan mil dari kota Mekah. Ia adalah wanita terakhir yang dinikahi oleh Nabi Muhammad. Wafat di Sarif pada tahun 63 H. 


12. Maria al-Qibtiyyah

Seorang wanita asal Mesir yang dihadiahkan oleh Muqauqis, penguasa Mesir kepada Rasulullah tahun 7 H. Setelah dimerdekakan lalu dinikahi oleh Rasulullah dan mendapat seorang putra bernama Ibrahim namun meninggal dalam usia 4 tahun. Sepeninggal Rasulullah dia dibiayai oleh Abu Bakar kemudian Umar. Rasulullah memperlakukan Mariyah sebagaimana ia memperlakukan istri-istrinya yang lainnya. Abu Bakar dan Umar pun memperlakukan Mariyah layaknya seorang Ummul-Mukminin. Mariyah al-Qibtiyah wafat pada 16H/637 M.

Itulah nama-nama istri Rasulullah saw. semoga sholawat senantiasa tercurahkan kepada beliau dan keluarga, serta sahabat dan seluruh ummatnya. Amin.

Catatan kaki:
[7] ^ Al-Shati', 1971, 178-181

Ilustrasi Rumah Ummahatul Mukminin

Teman Anda Juga Membaca: