Minggu, 01 November 2009

Sejarah angka (Bag 1)

Bermula dari ketidak mengertian saya, ketika saya men-setting bahasa pada program Microsoft Office Word di komputer saya dengan menggunakan bahasa Arab, maka bentuk angka yang hadir adalah ( 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, ). Setahu saya Arabic Numeral itu kan bentuknya seperti :
Setelah saya perhatikan ternyata angka dengan bentuk seperti di atas merupakan bentuk angka dalam bahasa Hindi. Wah jadi bingung saya.
Terus lagi ada dosen (asal Saudi Arabia) yang menggunakan angka 123.. dst ketika menulis di papan tulis.
Hmmmm.... Alhamdulillah beberapa hari lalu dapat juga ilmunya dari bapak Dosen. Ternyata angka 1, 2, 3 dan seterusnya memang bentuk angka dalam bahasa Arab (untuk konsep angka 0 –nol- zero- sifr, akan kita bicarakan pada bagian selanjutnya.
Orang Arab dahulu menggunakan angka-angka dengan bentuk 1-2-3 dst dalam menotasikannya. Mereka menyebutnya dengan ( الأرقام الزاوية ) atau angka-angka sudut, maksudnya bentuk masing-masing angka tersebut memiliki jumlah sudut yang sama dengan nilainya. Misalnya angka satu memiliki satu sudut, angka dua memiliki dua sudut, tiga dan seterusnya. Anda bisa menghitungnya sendiri pada gambar berikut:
lihat jumlah sudut yang saya tandai dengan titik berwarna merah.
alhamdulillah bentuk angka seperti ini sangat memudahkan kita dalam berhitung. coba bayangkan jika anda harus menghitung menggunakan angka Romawi, CMLXVII + MXXXIV =.......... , Lebih sulit daripada anda menghitung 4125000+5750000 bukan?
wah, hebat-hebat ya orang dulu. Silakan baca bagian 2

Sejarah angka (Bag 2)

Sebelumnya pada bag. 1 kita ketahui tentang bentuk angka arab yang menggunakan metode jumlah sudut sebagai asal mula bentuknya sehingga menjadi angka 1 2 3 4 5 6 7 8 9. maka dapat diketahui juga bahwa angka nol dinotasikan dengan (0) karena memang tidak memiliki sudut, sehingga bernilai kosong (dalam bahasa Arab: Sifr. nah, siapakah yg menemukan angka nol? berikut petikan yang saya baca dari blog poetrasmart.blogspot.com

MUHAMMAD BIN MUSA AL_KHAWARIZMI
Al-Khawarizmi adalah seorang intelektual muslim yang banyak menyumbangkan karyanya dibidang matematika, geometri, musik dan sejarah. Beliau berjasa dalam mendirikan pilar-pilar matematika modern dan termasuk pengembang ilmu geometrik dengan angka-angka untuk persamaan kuadrat. Diantara penemuannya adalah menemukan angka nol. Beliau lahir di Khawarizmi, Selatan Amu Darya pada tahun 780 Masehi.

Sayangnya dunia pendidikan kita banyak yang belum mengenal sosok Al-Khawarizmi. Banyak yang menyangkailmu matematika itu berasal dari Barat. Pendapat itu ternyata tidak benar, karena disini kita akan mlihat bagaimana kepakaran seorang Al-Khawarizmi dalam bidang matematika. Al-Khawarizmi menulis dua buku yang sangat fenomenal, yaitu Hisab al-Jabar wal Muqabla & Kitabul Jama-wat-Tafriq.

Kedua buku tersebut banyak menguraikan tentang persamaan linear dan kuadrat, kalkulasi integrasi dan persamaan dengan 800 contoh yang berbeda; tanda-tanda negatif yang belum dikenal bangsa Arab disertai dengan penjelasan dan enam contohnya. Konsep berhitung yang diciptakannya ini kemudian diperkenalkan oleh Robert Chester ke dalam ilmu pengetahuan Eropa. Ahli ilmu aljabar Leonardo Fibonacci dari Pisa mengaku berhutang pada Al-Khawarizmi.

Khusus dalam Kitabul Jama-wat-Tafriq yang diterjemahkan kedalam bahasa latin. Frattati d’Arithmetica, Al-Khawarizmi menerangkan dalam praktik sehari-hari seluk-beluk kegunaan angka-angka, termasuk angka nol naskahnya ini menjadi karya gemilang dibidang aljabar.buku karangannya ini kemudian disadur kedalam bahasa Latin oleh Gerard Cremona, lalu digunakan sebagai rujukan utama hingga abad ke-16 di universitas-universitas Eropa.

Sumbangan Al-Khawarizmi dalam ilmu ukur sudut juga luar biasa. Tabel ilmu ukur sudutnya yang berhubungan dengan fungsi sinus dan garis singgung tangen telah membantu para ahli matematika Eropa memahami lebih jauh tentang ilmu ini. Temuannya ini kemudian disadur kedalam bahasa Latin oleh Adelardi dari Bath pada tahun 1126.

Selain matematika, Al-Khawarizmi dikenal pula sebagai astronom. Dibawah kepemimpinan Khalifah Ma’mun, sebuah tim astronom pimpinannya berhasil menentukan ukuran dan bentuk bundaran bumi. Riset pengukuran ini dilakukan di Sanjar dan Palmyra. Hasilnya 56,75 Mil Arab sebagai panjang derajat meridian. Menurut CA Nallino, ukuran ini hanya selisih 2,877 kaki dari ukuran garis tengah bumi yang sebenarnya. Dengan demikian, garis tengah bumi dibuat menjadi 6.500 mil dan kelilingnya 20.400 mil. Sebuah perhitungan luar biasa yang bisa dilakukan pada saat itu, beliau telah menyusun buku tentang perhitungan waktu berdasarkan bayang-bayang matahari.

Beliau juga menterjemahkan sebuah tabel perhitungan dari India, Sindhata, yang kemudian diulasnya dengan baik. Tabel ini kelak menggantikan tabel Yunani dan India setelah direvisi astronom Spanyol, Majriti. Para ilmuan cina pun mengadaptasi tabel ini, termasuk nilai-nilai ilmu ukur sudutnya, serta fungsi sinus dan tangen.

Al-Khawarizmi ternyata juga alhi ilmu bumi. Bukunya Kitab Surat al-Ard, menjadi dasar ilmu bumi Arab. Naskah itu hingga kini masih tersimpan rapi di Strassburg, Jerman. Oleh Abdul Fida, seorang aahli ilmu bumiterkenal mengatakan bahwa buku itu sebagai buku yang dihuni manusia karena dihiasi secara lengkap dengan peta beberapa bagian dunia. CA Nallino, seorang penerjemah karya-karya Al-Khawarizmi kedalam bahasa Latin, menegaskan tak ada orang Eropa yang dapat menghasilkan karya seperti yang diciptakan oleh Al-Khawarizmi.

Beliau juga dikenal sebagai ahli seni musik. Dalam salah satu buku matematikanya, ia menulis pula teori seni musik. Buku ini kemudian menyebar sampai ke Eropa dan sejarawan Philip K. Hitti menyebutnya sebagai perkenalan pertama musik Arab ke dunia Barat dan dunia Latin. Sejarawan George santon menyebut beliau sebagai salah seorang ilmuan yang terkemuka dari bangsanya dan terbesar pada zamannya. Al-Khawarizmi meninggal dunia pada tahun 846 Masehi.

ifan: cukup banyak juga yang menentang sejarah ini. namun anda bisa membuka kembali buku-buku sejarah perkembangan peradaban dunia. semoga Allah memberikan cahaya kepada Kita dan mengangkat derajat Kaum Muslimin. Amin

Teman Anda Juga Membaca: